Thursday, March 28, 2013

Kesetimbangan alam di bahas dalam Al Qur'an



Assalamu’alaikum
para pengunjung yang budiman, kali ini di postingan yang kedua ini saya akan memperbincangkan mengenai kesetimbangan yang pada alam semesta ini. Tapi sebelumnya saya mohon maaf karena memang blog ini baru saja saya buat, bukanya baru bisa ngeblog sih, tapi saya mencoba blog ini ingin saya dedikasikan kepada membahas sisi matematika dari kandungan Al Qur’an.
Yang pertama ini saya akan bahas terlebih dahulu tentang kesetimbangan pada alam semesta. Coba kita telisik, akhir-akhir ini cuaca ekstrim sering terjadi, musim seolah-olah bergeser, yang umumnya hujan jadi kemarau dan juga sebaliknya. Apakah kita akan bilang : “Ah ini adalah gejala alam yang biasa! Karena manusia telah merusak alam dengan tanpa tanggung jawab, alam telah diekploitasi secara berlebihan”
Dibalik semua itu sebenarnya ada kekuatan besar yang akan menyeimbangkan kembali alam semesta ini akan menuju titik kesetimbangan semula. Coba kita perhatika firman Allah dalam surat Al Fathir ayat 41 sebagai berikut : 

 
“Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun”

Jadi seringnya bencana yang terjadi, adanya pergeseran musing dan lain sebagainya  secara hakikatnya itu bukan sebagai tanda bahwa alam semesta ini sudah rusak atau tua, tapi justru adalah sebaliknya akan dikembalikan kepada setimbangannya. Sebagai contoh pada daerah penambangan, tentunya akan terdapat satu tempat terlalu curam dan dalam sehingga tempat lain terlalu tinggi. Karena kekontrasan begitu besar sehingga akan memicu seringnya terjadi longsor… lha longsor itu bukan untuk merusak wilayah itu namun justru untuk mengembalikan kesetimbangan awal.

Surat Fathir ayat 41 di atas, bukan secara kebetulan berada pada ayat 41, ini dimaksudkan akan dipasangkan dengan surat Ar Ruum ayat 41 sebagai berikut :
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” .

Sehingga kalau manusia mengubah kesetimbangan alam ini dengan semena-mena maka Allah akan mengembalikannya kembali. Memang sebagai efeknya akan kelihatan rusak bahkan akan bisa menelan kurban. semua itu Allah lakukan bukan karena Allah dholim. Namun sebagai peringatan sepaya manusia kembali pada simtem kesetimbangan (Haliiman Ghofuura = penyantun dan pengampun).

kalau kita terluka, berarti telah terjadi perusakan kesetimbangan pada tubuh, ketika luka sembuh berarti telah kembali kepada kesetimbangan semula. Proses kembali kepada kesetimbangan semula itu terjadi karena sistem "Haliman Ghafuura".  

pada para pengunjung tolong postingan ini di beri saran atau kritikan agar ke depan lebih baik, jika ada hal yang menyimpang dengan rendah hati saya mohon diluruskan terima kasih atas kunjungannya.

Wassalamu'alaikum

No comments:

Post a Comment